Read
6 Penyebab Ibu Sulit Menyapih dan Solusinya
- May 20, 2022
- Posted by: Irish Tamzil
- Category: Parenting
Menyapih jadi salah satu momen menantang bagi ibu dan anak. Semenjak anak lahir kita mendekap dan mengasihinya dengan Air Susu Ibu, prosesnya pun nggak mudah tapi kita nggak pernah menyerah. Sama halnya dengan proses menyapih yang juga memiliki tantangannya.
Nggak semua ibu langsung siap menghadapi proses ini. Sering kali ketidaksiapan ibu menjadi hambatan untuk berhenti menyusui anak. Misalnya nggak siap kalau nanti anak nggak sering berada di dada kita lagi, sehingga ikatan ibu dan anak jadi berkurang.
Padahal berhenti menyusui bukan berarti ikatan spesial ibu dan anak itu hilang, tapi lebih ke transisi fase perkembangan anak berikutnya, serta transisi hubungan ibu-anak yang lebih kompleks.
Sebenarnya ada banyak hambatan yang sebenarnya terjadi pada diri kita, namun nggak disadari. Berikut kendala yang dirasakan ibu saat menyapih berdasarkan penjelasan Co-Founder Good Enough Parents, Pritta Tyas, M.Psi.
Menyusui membuat ibu nyaman
Mendekap anak dengan rasa cinta sambil menyusuinya membuat diri kita merasa rileks dan tenang. Menyusui dirasa lebih sederhana dibanding harus menemani anak bermain, bercerita yang heboh, dan aktivitas lainnya yang cukup memerlukan energi.
Menjadi kesempatan waktu istirahat
Saat menyusui, ibu harus mengambil posisi yang rileks, situasi yang tenang juga diperlukan. Dengan begini, ibu bisa mencuri waktu istirahat dengan menyusui anak. Sedang sibuk-sibuk, lalu harus berhenti untuk menyusui anak, di saat itu kita bisa sambil beristirahat, bukan?
Ritual anak mudah tidur
Bagi anak yang masih menyusu, umumnya ia terbiasa untuk tidur sambil menyusu di dekapan ibu. Menyusu sebentar langsung tertidur pulas. Berbeda ketika anak sudah mulai disapih, kita harus usaha menemaninya agar mau tertidur misal dengan menceritakan buku, menggendong, dll.
Membuat situasi lebih damai
Sebagian anak merasa emosinya lebih mudah dikelola saat menyusu di payudara ibu. Nggak jarang ketika anak mulai rewel atau tantrum, ketika diberikan payudara ibu untuk menyusu, maka ia langsung merasa nyaman dan lebih tenang.
Hal itu cenderung membuat situasi rumah jadi lebih damai, nggak banyak waktu menghadapi anak rewel. Ibu menganggap bahwa menyusu bisa menjadi salah satu solusi yang ampuh untuk menghadapi emosional anak.
Memberikan manfaat kesehatan
Terdapat banyak riset yang mengungkapkan bahwa proses menyusui memiliki manfaat kesehatan bagi ibu, seperti mencegah kanker payudara, kanker rahim, diabetes, dll.
Selain itu, saat menyusui menimbulkan hormon endorfin yang memicu rasa senang. ASI yang diberikan pada anak melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin untuk menurunkan stres, sedangkan hormon endorfin meningkatkan cinta yang mempererat emosi ibu dan anak.
Punya waktu spesial buat anak
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ya. Menyusui menjadi waktu yang berkualitas untuk kita dan anak, hormon endorfin yang meningkat saat mengASIhi anak, membuat ikatan emosional ibu dan anak semakin kuat. Jadi banyak ibu yang merasa kalau menyusui itu waktu yang sangat spesial untuk anaknya..
Parents, apakah merasakan hal yang demikian saat menyusui anak? Perlu diingat kembali, berhenti menyusui anak bukan berarti ikatan ibu dan anak akan berkurang kualitasnya. Namun sudah saatnya hubungan ibu dan anak menjadi semakin kompleks sesuai pertambahan usia.
Jadi nggak selalu dengan menyusui aja untuk memberikan perhatian dan kasih sayang anak. Kita bisa mengajaknya mengobrol, bertanya tentang perasaannya, menemani bermain sampai membaca buku.
Kalau masih merasa kesulitan untuk menyapih, maka kita perlu memperhatikan hal ini dulu.
Sinyal siap menyapih pada anak
Perhatikan lagi kondisi anak, apakah dia sudah mulai berkurang menyusu dan lebih banyak ngempeng (hanya mengemut nipple)? Kita bisa coba untuk sering mengajaknya bermain supaya dia tidak merasa perlu ngempeng terus. Kalau ini berhasil, kita bisa lakukan pola ini secara berulang sampai ia benar-benar lupa. Ini termasuk tanda kesiapan anak untuk disapih.
Namun, kalau anak masih ingin tetap menyusu di payudara ibu sampai tantrum hebat, berarti tanda kebutuhan menyusu masih sangat kuat. Disarankan untuk menunggu satu bulan kemudian, lalu kalau tantrumnya sudah mulai berkurang, berarti ada kemajuan sinyal siap anak. Semakin berkurang tantrumnya, maka semakin baik.
Sinyal siap menyapih pada ibu
Menyapih bukan hanya kesiapan anak tapi juga ibu. Menyapih memberitahu anak bahwa ibu punya kebutuhan untuk berhenti menyusui anak dari payudaranya. Ibu pun harus siap dengan kondisi ketika menyapih.
Misalnya anak sudah mulai jarang berada di dada ibu, nggak ada lagi yang merengek untuk menyusu, atau bahkan anak jadi lebih sering tantrum. Tentunya ibu harus lebih sabar dalam melewati fase ini.
Dalam kondisi ini, kita nggak hanya mempertimbangkan kondisi anak saja atau ibu saja, tapi keduanya. Namun menyapih bisa dimulai dari ibu ataupun anak, kalau ibu sudah siap dan mau mengajak anak menyapih itu nggak masalah. Sebaliknya, kalau anak yang sudah siap duluan pun nggak apa.
Selalu ingat untuk menyesuaikan kondisi kita dan anak. Jangan sampai kita terus membandingkan proses menyapih dengan ibu lain, itu nggak akan menyelesaikan masalah. Fokus dengan perjalanan menyapih diri ibu sendiri saja, bagaimanapun prosesnya karena ibu selalu tahu yang terbaik untuk anaknya.