Read
Hindari Memukul, Ini Cara Membantu Mengelola Emosi Anak Agar Tak Meledak
- July 14, 2022
- Posted by: Irish Tamzil
- Category: Uncategorized
Parents, setinggi apapun emosi kita sangat gak diperbolehkan untuk memukul anak. Pukulan yang kita berikan lukanya tentu akan hilang dan sembuh, tapi akan terus membekas di hatinya bahkan bisa sampai kapanpun.
Mengelola emosi memang bukan cara yang mudah dilakukan dan butuh kerja sama. Ada kalanya anak maupun orang tua bisa saling mengerti emosi satu sama lain. Maka itu, keterampilan sosial-emosional perlu kita ajarkan, dengan cara membantu anak untuk berbicara tentang perasaannya dan validasi tentang apapun yang mereka rasakan.
Dikutip dari artikel Harvard Graduate School of Education, anak yang didorong untuk berbagi perasaan dan diterima semua jenis perasaannya, akan merasa lebih mudah meluapkan emosinya melalui ucapan daripada menunjukkannya lewat perilaku, dibanding anak yang tidak mendapatkan dukungan itu.
Berikut ini cara yang bisa Parents lakukan bersama anak untuk mengajarkan regulasi emosi untuk mencegah tindakan yang gak diharapkan. Mari kita simak!
Mengembangkan kosakata emosi
Dibanding menghadapi emosi dengan cara memukul, berteriak, atau menarik diri, sebaiknya anak kita kenalkan dengan kosakata emosi yang mengkomunikasikan berbagai jenis perasaan. Strategi ini bisa kita mulai dengan membuat ‘Pohon Perasaan’ di dinding.
Anak bisa menuliskan kata-kata yang berhubungan dengan perasaan dari percakapan dalam buku atau film. Mulailah dengan emosi dasar seperti senang, sedih, marah, takut. Nantinya akan semakin banyak kata yang didapatkan seperti malu, cemburu, atau bangga.
Saat anak bersikap dengan cara tertentu, cobalah tanyakan bagaimana perasaannya, lalu tambahkan perasaan itu ke Pohon Perasaan. Ini membantu anak memahami bahwa semua perasaan itu normal, jangan lupa untuk validasi semua macam perasaan seperti bangga atau bersemangat.
Mengelola Emosi Bersama Dengan Anak
Seringkali saat anak emosi dan kita tidak bisa mengendalikan anak, kita jadi terpancing emosi juga. Dalam situasi ini, kita harus bisa ‘Stop and Stay Cool’ gunakan cara ini untuk membantu anak menenangkan dirinya saat merasakan emosi yang sangat kuat seperti marah atau cemas. Lalu, lakukan lima langkah ini:
- Perhatikan ketika anak akan kehilangan kendali
- Katakan pada diri sendiri agar tidak terpancing emosi dan ambil waktu untuk berpikir
- Berikan anak pelukan daripada mencubitnya
- Berlatih bernapas perlahan sambil menghitung sampai lima
- Dapatkan kendali atas emosi kita dan anak
Saat keadaan sudah tenang, berikan penjelasan pada anak bahwa sebenarnya diri sendirilah yang memegang kendali atas emosi. Bicarakan soal cara mendapatkan kendali diri saat emosi dengan menarik napas dalam, menghembuskannya secara perlahan, dan menenangkan diri.
Membicarakan emosi baik yang terasa nyaman maupun kurang nyaman
Mengalami emosi yang kurang nyaman adalah bagian normal dari kehidupan, namun ini bisa menjadi tahap yang sulit bagi anak. Anak butuh bantuan untuk belajar mengidentifikasi dan mengelola emosi dengan cara yang produktif.
Jika kita melihat anak merasa marah, kecewa, atau malu, bantu mereka menggunakan pesan “Aku” (I message) untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. Misalnya, “Aku merasa frustrasi karena semua orang memiliki teman dan aku tidak.”
Berpikir sebelum bertindak.
Ajarkan anak untuk berpikir sebelum bertindak. Mulai kenalkan mereka pada cara berpikir, apa yang dirasakan, dan bagaimana bertindak dari hal itu semua. Anak bisa kita ajarkan pada situasi yang perlu menunggu, refleksi, atau merespons sesuatu dengan cara yang sopan.
Misalkan mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum mengajukan pertanyaan pada guru, belajar untuk bersabar dalam antrean, melakukan kegiatan wajib terlebih dahulu sebelum menonton TV.
Parents, itulah cara kita mengajak anak bekerja sama dalam meregulasi emosi. Kenalkan dulu pada berbagai jenis emosi, lalu ajak mengobrol untuk bisa lebih memahami emosinya, selain itu mengingatkan anak untuk berkepala dingin saat emosi memuncak.
Nggak mudah mengajarkannya, tapi kita bisa mulai pelan-pelan sampai sudah terlihat baik kemampuan sosial-emosionalnya. Hindari untuk memukul anak ya, Parents. Ingat segala macam emosi bisa kita rasakan tapi bisa kita kelola juga. Jadi terimalah segala emosi yang dirasakan anak agar ia mampu meregulasi emosinya sejak dini.